BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen Merchandising
Agar dapat meningkatkan efektifitas strategi
Merchandising dibutuhkan manajemen Merchandising yang efektif, agar strategi
yang diterapkan bisa berjalan dengan rapi dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan . Manajemen Merchandising yang efektif meliputi proses sebagai
berikut :
Proses Manajemen
Merchandising
1) Perencanaan
Merchandising
Perencanaan Merchandising atau yang sering disebut
dengan Merchandising planing adalah langkah awal dalam manajemen Merchandising,
dimana perencanaan awal adalah penentu keberhasilan sebuah strategi. Dalam hal
ini perencanaan disesuaikan dengan kondisi toko misalnya dalam perencanaan
Pengadaan barang, perencanaan jumlah, perencanaan jenis-jenis barang yang akan
dijual di toko, perencanaan waktu, penetapatan harga, Standarisasi kualitas dan
desain yang menarik. Kondisi lingkungan setiap toko adalah spesifik dan khas,
maka untuk meningkatkan efektifitas strategi Merchandising perencanaan
Merchandising harus mempertimbangkan
aspek lokal masing-masing toko dengan menyesuaikan lingkungan toko, segmentasi
dan target penjualan yang diharapkan.
2) Implementasi
Merchandising
Implementasi Merchandising ini dapat diartikan pula
dengan proses Merchandising yaitu segenap upaya yang dilakukan terkait dengan
pengadaan dan penanganan barang dengan jenis yang tepat, dengan harga yang
tepat/pantas, dalam jumlah yang tepat/cukup, pada saat yang tepat dan ditempat
yang tepat pula. Dalam bentuk yang
sederhana Merchandising process memungkinkan terjadinya perputaran barang mulai
barang datang, masuk gudang, dipajang,
terjual, kemudian order lagi, dan sterusnya. Oleh karena itu dalam
Merchandising process terdapat aktifitasaktifitas fisik seperti mendatangkan
barang melalui pesanan kepada supplier (ordering), penerimaan barang
(Recaiving), Penempatan barang sementara di dalam gudang (werehousing),
pengembalian barang kepada supplier karena barang tidak layak jual (returning),
pemusnahan atau pembuangan barang-barang tidak layak jual, hal inilah yang
menyebabkan salah satu sumber kerugian (breakage), dan Supplier Store Process
Customer Merchandising process inilah total strategi Merchandising diterapkan,
mulai dari pengadaan barang, penentuanjumlah, pemilihan produk-produk yang
berkualitas, pemilihan desain p roduk yang menarik, penentuan harga yang sesuai
dan ketepatan produk. Hingga pada kegiatan penjualan (selling) yaitu pada
promosi penjualan, perangsangan pembelian konsumen yang berkaitan dengan tempat,
lay out sampai pada product display.
3) Evaluasi
Merchandising
Penilaian ketepatan strategi dengan mempertimbangkan
aspek-aspek yang terkait dalam Merchandising process, yaitu :
a)
ketepatan produk
b)
ketepatan kuantitas
c)
ketepatan kualitas
d)
ketepatan harga
e)
ketepatan waktu
f)
ketepatan tempat
g)
ketepatan cara jual
4) Umpan balik Merchandising
Setelah proses Merchandising diterapkan di toko di
harapkan konsumen akan merasa dimanjakan dan puas berbelanja sehingga mereka
akan datang lagi beberapa kali dan menjadi pelanggan. Pada dasarnya konsep
untuk memenangkan persaingan dimanapun sama, barang siapa yang memberikan
kepuasan lebih banyak kepada pelanggannya, maka dialah pemenangnya. Sehingga
dengan penerapan Merchandising secara tepat diharapkan peritel dapat
meningkatkan jumlah penjualan dan dapat tetap eksis dalam persaingan yang ketat.
5) Fungsi Merchandising
1.
Fungsi Secara Umum
a) Meningkatkan
Penjualan
b) Menurunnya
dampak melemahnya penjualan karena musim
c) Menghidupkan
kembali penjualan pada lantai yang sudah jenuh dan tidak menarik
2.
Fungsi Secara Khusus
a) Menolong
pelanggan mengelompokkan barang
b) Dengan
mengelompokkan jenis barang dengan logika urutan dari suatu visualisasi
(signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis) pelanggan akan lebih mudah
menemukan barang yang dibutuhkan. Barang yang berhubungan bisa didekatkan agar
dapat meningkatkan penjualan.
c) Menarik
perhatian pelanggan
d) Dengan
pajangan yang sesuai prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan
interior, pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya. Fakta
membuktikan bahwa barang yang dikenakan pada manekin atau patung manusia dari
kayu lebih banyak ditanya pelanggan dari pada barang yang tidak dipajang di
manekin.
e) Membangkitkan
perasaan pelanggan
f) Melalui
visual, sentuhan dan aroma pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara
langsung. Pelanggan lebih berani menyentuh barang yang disukai dan juga melalui
aroma produk makanan dan parfum akan sangat menarik pelanggan
g) Menstimulasi
ketertarikan pada produk
h) Hal
ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamflet/selebaran dalam
toko. Penstimilus ini juga baik dilakukan oleh staf front line yang terlatih
untuk mempresentasikan produk.
i)
Menolong pelanggan
untuk segera membuat keputusan
j)
Banyaknya barang yang
dipajang akan menyodorkan banyak alternatif kepada pelanggan.
k) Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast
moving
l)
Stok barang harus
efisien. Jika toko hanya memajang stok barang yang kurang laku, ini sama
artinya dengan tidak mempunyai stok barang.
m) Menstimulasi
staf front liner untuk lebih banyak menjual.
n) Dengan
memajang barang-barang yang dijual, front liner akan semakin mudah
menawarkannya kepada pelanggan, karena mereka dapat menekankan aspekaspek
kelebihan dan keunggulan barang yang dijual.
o) Menjaga keamanan stok.
p) Dengan
merchandise yang dipajang rapi dan staf front liner yang bertugas pada
tempat-tempat yang telah ditentukan, keamanan barang akan lebih terjaga.
6) Elemen-elemen
Merchandising
1. Pengadaan Barang
Menurut Tjiptono (2002:198) pengadaan barang ini
adalah suatu layanan yang meliputi ketersediaan barang yang dibutuhkan
pelanggan , untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penjualan, dan
dibutuhkan keseimbangan antara jumlah pembelian pelanggan dengan pembelian
pengecer, serta antara kebutuhan konsumsi dengan ketersediaan barang dagangan
pengecer. Dengan mempertimbangkan :
1)
Jenis
Jenis barang bisa dibagi menjadi dua yaitu ketepatan
produk dan ragam katagori produk.
2)
Harga
Harga adalah faktor yang sangat penting dalam
menarik perhatian konsumen, sehingga tehnik penetapan harga sangat diperlukan
sekali bagi retailer. Selisih harga merupakan pertimbangan konsumen untuk
memilih toko, harga murah merupakan sember kepuasan bagi pelanggan yang
sensitive, karena mereka mendapatkan value for money yang tinggi, komponen
harga ini sangat penting terutama terhadap kepuasan konsumen (Irawan, 2002:38).
Ada tiga faktor yang berpengaruh dalam menentukan
harga suatu barang, yaitu biaya, persaingan, dan pelanggan.
a)
Biaya
Biaya disini maksudnya adalah biya yang dikeluarkan
untuk membeli barang. Total biaya adalah harga minimum. Untuk mengurangi
terlalu banyaknya stok barang atau karena menjelang kadaluawarsa, barang bisa
dijual dengan harga dibawah atau sama dengan harga minimum. Akan tetapi, pada
prinsipnya, harga minimum harus dihitung agar dapat menentukan berapa besar
profit yang akan diambil.
b)
Persaingan
Berapa banyak kita menjual barang diatas harga
minimum tergamtung seberapa ketat persaingan. Apakah dengan ekstra profit
penjualan akan dapat meningkat ataukah akan semakin menimbulkan
penurunan.
c)
Pelanggan
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab ketia
menetapkan harga barang dilihat dari sisi pelanggan yaitu, Bagaimana reaksi
pelanggan bila harga barang lebih mahal dari pada harga pesaing Apak mereka
menghargai semua kelebihan barang yang kita jual dan bersedia membayar lebih
mahal dibandingkan dengan pesaing. Harus ada alasan unutuk menentukan harga
sehubungan dengan aspirasi pelanggan.
3)
Ketepatan Jumlah
Jumlah
barang yang hendak disediakan peritel dalam gerainya terkait dengan rencana
penjualan dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat mengurangi resiko
kekurangan stok maupun kelebihan stok barang dagangan. Dalam hal ini menurut
Tjiptono ada dua factor yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a. Righ
number of unit yaitu jumlah yang tepat atas satuan/unit barang yang akan dijual
(kilogram, meter, lusin dan lain-lain)
b. Righ
size of product yaitu ukuran yang tepat dari barang dagangan seperti (small,
medium, large dan extra large dan lain-lain) Selain itu jumlah barang yang
disediakan di suatu gerai hendaknya mempertimbangkan peramalan jumlah pembelian
dengan melihat data tahun-tahun sebelumnya agar jumlah barang yang disediakan tepat
dengan jumlah penjualan.
4)
Waktu
Menurut Ma’ruf (2005:143) ketepatan waktu ini berhubungan
dengan faktor musiman dari produk yang disediakan didalam gerai dan product
life cycle. Dan faktor pergantian musim yang mempengaruhi permintaan akan
produk-produk tertentu akan meningkat, dimana meskipun faktor musiman datang berulang
tetapi perlu menjadi perhatian juga bagi retailer bahwa setiap pengulangan
musim selera konsumen pun juga berubah, karena sifat konsumen yang selalu
menginginkan hal-hal baru, sehingga hal itu juga harus diperhatikan. Penentuan
jumlah juga harus memperhatikan daur hidup produk atau Product life cycle yang
dalam siklusnya akan mengalami masa “lahir” atau saat launching, tumbuh atau
berkembang dan masa matang atau menurun (Ma’ruf, 2005:142)
2. Penanganan Barang
1) Ordering (Pemesanan)
Pemesanan Adalah aktifitas untuk mendatangkan barang
melalui pemesanan kepada supplier dengan cara dan prosedur yang baku atau umum
berlaku yaitu dengan membuat PO (Purchase Order) atau pesanan pembelian dan
mengirimkan PO tersebut kepada supplier. Setelah kegiatan pemesanan supplier mengirimkan
barang kepada retailer dengan memberikan RR (receiving report) atau laporan penerimaan
faktur, RR dan PO tersebut nantinya akan menjadi dasar untuk penagihan dan
penanganan kemungkinan-kemungkinan barang kembali atau terjadi kesalahan.
2) Receiving (penerimaan barang)
Aktifitas receiving dilakukan
dengan cara memeriksa kesesuaian barang yang telah dikirim oleh supplier kepada
retailer dengan pesanannya hal ini dilakukan dengan cara melakukan pengecekan kualitas
dan kuantitas yang disesuaikan dengan dokumen pengiriman.
3) Warehousing (penggudangan)
Warehousing adalah penempatan
barang sementara didalam gudang sebelum dipajang didalam toko. Barang yang
disimpan digudang hanyalah bersifat sementara, karena ruang toko tidak cukup
untuk menampung barang-barang sesuai kebutuhan penjualan dalam periode waktu
tertentu, sehingga dibutuhkan adanya cadangan persediaan.
4) Returning (pengembalian barang)
Adalah aktifitas pengembalian
barang kepada supplier karena tidak layak jual dengan kondisi yang biasanya
telah diatur dan disepakati antara supplier dengan retailer pada negosiasi
awal. Ada alasan-alasan mengapa barang dikembalikan:
a) barang rusak (unsaleable)
b) Kelebihan persediaan (over stock)
c) Kadaluarsa (Expired)
5) Breakege/Wastage (membuang atau memusnahkan)
Kegiatan membuang atau memusnahkan barang karena
kondisi :
a. Unsaleable
(kegagalan penjualan) Kegagalan penjualan ini adalah tidak terpenuhinya target penjualan yang telah direncanakan.
b. Unreturnable
(barang yang tidak dapat dikembalikan) Tidak semua barang yang dipesan dari supplier dapat direturn atau dikembalikan dengan
alasan apapun, sehingga barangbarang yang tidak layak jual harus dibuang atau
dimusnahkan.
3. Cara Penjualan
Barang
1. Tempat
Ketepatan tempat merupakan faktor
penting dalam bisnis ritel, dimana bisnis ritel sangat bergantung pada
banyaknya jumlah pengunjung, adapun beberapa hal yang secara umum mempengaruhi
kelangsungan bisnis ritel dalam menciptakan traffic pengunjung atau kepadatan pengunjung
untuk membeli.
2. Lay Out
Lay out dan lokasi produk sangat
penting dalam strategi Merchandising. Jika bagian interior tokomampu menangkap
dan menahan pelanggan, maka kamungkinan pembelian konsumen semakin besar, Lay
out didefinisikan sebagai pengaturan bagian selling, lorong, rak pajang, serta
pemajangan barang dan alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang
menyatu dalam struktur bangunan. Tujuan dari lay out ini adalah memaksimalkan
penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan
pelanggan.
Penempatan produk sering disebut
dengan product siting yang juga termasuk dalam lay out, yaitu usaha untuk
menempatkan suatu produk dalam kelompok yang sejenis, agar calon pembeli dapat melihat
produk-produk tersebut sebagai pilihan dari beberapa merek, dan agar calon
pembeli merasa leluasa dalam memilih dengan perbandinganperbandingan dari
barang-barang sejenis dengan merek yang berbeda, sehingga ada rasa puas setelah
mereka menetapkan pada salah satu pilihan
3. Promosi
Berbeda dengan iklan yang bertujuan
untuk membangun citra dan keaadaran dalam jangka waktu yang panjang tujuan
promosi penjualan lebih pada bentuk motifasi yang lebih intensif dalam
merangsang konsumen. Promosi penjualan ini bisa diaplikasikan dalam berbagai
model diantaranya sale/harga diskon, demonstrasi, sampling, harga premi, kupon
atau voucher belanja, undian, kontes dan banyak lagi aktifitas toko yang
bertujuan untuk menarik perhatian guna merangsang pembelian.
4. Iklan
Sacara umum tujuan periklanan ada
tiga, pertama, untuk meningkatkan. Kedua, untuk persuasive dan membandingkan.
Ketiga, informative. Adapun cara periklanan didalam toko adalah dengan POS atau
POP. Product Point of sales (POS ) atau Point of Purchase (POP) adalah kegiatan
untuk menarik perhatian calon pembeli dengan cara memasang alat reklame yang
memiliki banyak jenis dengan tujuan menginformasikan kepada pembeli keberadaan
suatu produk yang tersedia di toko, seperti poster, roundles atau hanging
mobile yaitu informasi semacam reklame yang digantungkan di dekat produk,
product hangers dan sebagainya
Study kasus Proses
merchendasing minimarket alfamart
Berikut merupakan aspek-aspek utama yang terlibat
dalam menjalankankegiatan usaha PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
A.
Pemasok
Alfamart sebagai salah satu peritel terbesar di
Indonesia dalam format minimarket, senantiasa menyediakan beragam jenis barang
dengan mutuyang baik dan harga kompetitif. Dalam upaya untuk menarik
konsumen,Alfamart menyediakan barang-barang lebih dari 5000 SKU yang meliputi
produk kebutuhan rumah tangga dasar sehari-hari seperti sabun, shampoo,sikat
gigi, susu, telur serta makanan/minuman ringan dengan kualitas bertaraf
nasional dan internasional. Untuk menunjang hal tersebut, SAT melakukan
pembelian barang-barangnya dari sekitar 400 pemasok aktif,yang keseluruhannya
merupakan pemasok local. Dalam menjaga hubungan antara SAT dengan pemasok, Merchandising
merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan operasi karena berhubungan
langsung dengan pemasok. Peran merchandising akan sangat mempengaruhi kualitas
dan ragam barang yang dijual dalam geraiminimarket Alfamart. Departemen
merchandising SAT mempunyai tugasutama yaitu:
•
Menetapkan jenis barang
dagangan yang akan dijual dan melakukan review produk ecara berkala dengan marketing
.
•
Melakukan negosiasi
harga pembelian dan persyaratan dagangan (trading terms) yang meliputiantara
lain harga beli, listing fee , sewa menyewa gondola dan partisipasi promosi.
•
Menentukan harga
penjualan danmargin penjualan termasuk melakukan benchmarking harga
penjualanAlfamart terhadap pesaing.
•
Melakukan business
review dengan para pemasok secara berkala untuk mengevaluasi pencapaian
penjualandan perkembangan pasar produk terkait.
•
Melakukan pengembangan
produk private label untuk menawarkan alternatif
produk berkualitas denganharga kompetitif bagi pelanggan SAT sekaligus
meningkatkan margin penjualan serta meningkatkan brand awareness Alfamart.
B. Distribution Center (DC)
Barang-barang yang telah dibeli dari pemasok,
sebagian besar dipusatkan di DC sebelum disalurkan ke masing-masing gerai,
namun untuk beberapa jenis barang
seperti es krim, roti, buah dan telur disalurkan kemasing-masing gerai. Proses
penyaluran produk yang efisien merupakan kunci utama kesuksesan DC. Pembagian
ruang DC dibagi dengan ruang penyimpanan utama ( warehouse ) dan ruang khusus
untuk penyimpanan barang-barang dengan sifat khusus seperti coklat,
obat-obatan, kosmetik, baterai, rokok dan majalah ( Over The Counter /OTC).
C. Gerai Minimarket
Pemilihan gerai minimarket merupakan salah satu
keputusan pentingdalam usaha pengembangan SAT. Sebelum memutuskan untuk membuka
gerai di suatu lokasi, SAT melakukan survey dan evaluasi terlebih dahulu dengan
cermat dan teliti. Survey dilakukan oleh tim khusus SAT yang memantau dan
melakukan studi kelayakan serta mengumpulkan danmemperoleh gambaran mengenai
situasi demografi seperti jumlah kepadatan penduduk, kepadatan lalu lintas,
fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar lokasiseperti bank dan ATM, serta
informasi mengenai gerai-gerai sejenis yangtelah ada dan yang akan dibuka untuk
mendapatkan gambaran mengenaitingkat dan potensi persaingan serta prospek dari
lokasi tersebut.
Pengoperasian Gerai (
Store Operations)
1. Persediaan
Setiap tipe gerai memiliki tingkat persediaan barang
minimum yangharus dipantau secara rutin. Berikut adalah proses pengiriman
barangdagangan dari DC ke masing-masing gerai:
•
Proses operasional SAT
dimulai dari pengiriman barang dagangan dari para pemasok ke masing-masing DC.
Untuk barang dagangan yang tidak bisa disimpan terlalulama dan harus dijaga
tingkat kesegarannya, pemasok langsungmengirim barang dagangan tersebut ke
gerai-gerai.
•
Setiap akhir hari ( End
Of Day /EOD), masing-masing gerai
menyampaikan rekapitulasi datamengenai penjualan, persediaan barang dagangan
dan permintaanatas barang dagangan untuk memenuhi tingkat persediaan
minimum.Proses ini dilakukan secara otomatis melalui sistem yangdikembangkan
oleh SAT sehingga tercapai tingkat akurasi dankecepatan tinggi.
•
Dari data yang
diperoleh, sistemsecara otomatis mengidentifikasi barang-barang dagangan yang
perludisiapkan untuk didistribusikan kepada masing-masing geraikeesokan
harinya.
Untuk menjamin tingkat akurasi persediaan barang
dagangan, SATmelakukan pemeriksaan dagangan (stock opname) secara
berkala.Perbedaan jumlah fisik barang dagangan dengan pencatatan (inventory
shrinkage) pada umumnya disebabkan oleh faktor internal karena kesalahan
penanganan barang dagangan, faktor eksternal dan sifat alami barang dagangan
yang dapat menyusut atau rusak. SAT jugamenerapkan batas toleransi atas
kerusakan maupun kehilangan barangdagangan.
2. Karyawan
Setiap gerai rata-rata memiliki 8-10 karyawan
berdasarkan luas geraiyang terdiri dari kepala toko, asisten toko,merchandiser,
pramuniagadan kasir. Para karyawan bertanggung jawab untuk memantau
penjualandan persediaan barang dagangan. Selain itu para karyawan
harusmempunyai pengetahuan serta informasi yang lengkap mengenai produk yang
dijual, termasuk lokasi atau tata letak dari masing-masing produk maupun
pengawasan terhadap mutu produk serta barang dagangan yangtersedia ( product
handling ) dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan (customer
handling )
3. Jam kerja
Kebijakan SAT tentang jam kerja disesuaikan dengan
jam buka gerai.Gerai beroperasi tujuh hari dalam seminggu dimulai pukul 08.00
sampai pukul 22.00 yang terbagi dalam dua shift kecuali gerai-gerai yangterletak pada
lokasi yang sibuk dan padat dapat beroprasi 24 jam yangterbagi dalam tiga shift. Pada hari libur nasional dan hari-hari
tertentu dilokasi-lokasi tertentu, jam buka gerai dapat diperpanjang
ataudisesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
4. Penampilan
Gerai
SAT berkeyakinan bahwa penampilan dapat mempengaruhi
daya tarik konsumen untuk berbelanja dan dapat memberikan persepsi yang baik
tentang kualitas produk dan pelayanan. Maka dalam hal tersebut, SATmenerapkan
penataan barang yang menarik, pencahayaan yang cukup, penyusunan barang sesuai
dengan kategorinya, menjaga tersedianyakeragaman barang serta menjaga
kebersihan dan kerapihan.Selain sebagai area penjualan, SAT juga menyewakan
beberapa areastrategis di dalam lingkungan gerai sebagai media promosi
produknya,seperti front dan end gondola dan floor display kepada pihak
ketiga, baik produsen maupun pemasok.
Bila lokasi memungkinkan, SAT juga menyewakan lokasi yang berada di luar gerai halaman
atau area perkir sebagai area untuk memasarkan serta menjual produk atau barang
bagiusaha kecil menengah (UKM), khususnya UKM setempat dengan biayasewa yang
terjangkau. Bentuk kerjasama ini merupakan salah satu bentuk kepedulian SAT
terhadap pengembangan UKM setempat.5.
5.
Store Management
Untuk mengelola gerai dalam jumlah yang besar, SAT
menerapkan standar pengelolaan gerai dengan penekanan pada aspek pengendalian hal-hal
berikut:
•
Pengendalian persediaan
barangdagangan khususnya yang terkait dengan penetapan kuantitas persediaan, product handling dan stock opname .
•
Pengendalian penjualan
terutama pemantauan atas setiap indikasi yang dapat mempengaruhi kenaikanatau
penurunan penjualan, antara lain mencangkup display , promosidan pelayanan.
•
Pengendalian laba kotor
dengan pemantauan kontribusi penjualan dari masing-masing kategori barang
dagangan untuk mencapai laba yang optimal.
•
Pengendalian biaya,
yaitu pengendalian biaya operasional gerai baik rutin maupun non rutinseperti
biaya, listrik, telepon, kantong plastik, perlengkapan gerai,dan lainya
Pengendalian administrasi denganmemantau implementasi dari setiap prosedur atau
standard operating procedure (SOP) gerai
terutama yang terkait denganadministrasi barang dagangan atau penjualan.
•
Pengendalian lingkungan
untuk menciptakan ketertiban dan kenyamanan di lingkungan sekitar gerai,antara
lain dengan membangun hubungan yang baik dengan wargasetempat.
•
Pengendalian pendapatan
gerai diluar penjualan barang dagangan, antara lain dengan memantaukerjasama
sewa dengan supplier di dalam area penjualan maupun tenant di luar area
penjualan gerai.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Strategi yang diterapkan Alfamart telah tepat dan
menjadikan perusahaanmempunyai keunggulan bersaing, yaitu:
•
Jaringan distribusi
yang luas dengan lokasi gerai-gerai minimarketAlfamart yang tersebar luas dan
strategis
•
SAT memiliki tim yang
solid dan berpengalaman di bidangnya
•
Merek dagang yang cukup
dikenal
•
Keragaman merek pada
gerai dan merek private label ”Pasti”
B.
SARAN
Berdasarkan
pembahasa diatas,dapat diambil beberapa saran sebagai berikut:
a. Pelaku
bisnis ritel di Indonesia terdiri dari perusahaan lokal dan perusahaanasing,
sehingga menyebabkan persaingan yang tinggi dalam industri ritel.Untuk
menghadapi keadaaan tersebut, SAT harus terus melakukan inovasi dan melihat
peluang untuk memajukan perusahaan
b. Dalam
indsutri ritel, konsumen sangat sensitif terhadap harga. Untuk memenangkan
persaingan pada industri ritel, maka Alfamart perlu menekan biaya produksi dengan
cara efisiensi sehingga SAT dapat menjual produk dengan harga kompetitif
c. Membina
hubungan baik dan mempererat kerjasama dengan pemasok agar mendukung
prosesinbound logistic dengan perolehan harga yang lebihrendah dari pemasok
d. Mempertahankan
keunggulan distribusi dan lokasi serta memperluas jaringan distribusi ke
seluruh wilayah di Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar dan tercapai skala
ekonomi
e. Memenuhi
keinginan pasar dengan menjaga keragaman produk yangdibutuhkan konsumen serta
pelayanan yang unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M Taufiq.
2005. Manajemen Ritel . Penerbit PPM
: Jakarta
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan,
Implementasi,
dan Kontrol. Terjemahan. PT Prenhallindo. Jakarta.
Kotler,
Philip dan Amstrong, G. 2002. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Penerbit
Erlangga :
Jakarta
Fandy
Tjiptono., 2002. Manajemen jasa,
Edisi Kedua. Andi offset, Yogyakarta.
Hendri,
Ma’ruf, 2006, Pemasaran Ritel, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://www.alfamartku.com/
artikel yang menarik min, terimakasih
BalasHapus